Minggu, 16 April 2017

GIZI BURUK PADA ANAK

Edit Posted by with No comments


Hasil gambar untuk gambar gizi burukAdanya perbedaan antara gizi buruk dengan kelaparan walaupun keduanya memiliki kaitan yang erat. Kelaparan yang lama juga bisa berujung kepada status gizi buruk. Di indonesia sendiri kasus malnutrisi masih tinggi. 
Ini disebabkan karena faktor ekonomi keluarga tetapi sering juga didapatkan kasus gizi buruk pada anak-anak yang berasal dari keluarga menengah keatas akibat kurangnya pemahaman keluarga terhadap jenis-jenis nakanan yang baik dan mengandung gizi seimbang yang harus dikonsumsi oleh anak. baca jugajenis-jenis makanan yang bisa meningkatkan kecerdasan anak

Status gizi anak sangat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang nya. Pada anak yang memiliki status gizi buruk biasanya akan terganggu nya pertumbuhan tubuh secara fisik contohnya anak akan beresiko tumbuh kecil (kerdil). Kemudian dalam perkembangan mental anak beresiko mengalami gangguan kontrol emosi dan perasaan. Disekolah anak tersebut akan sulit mengikuti pelajaran dan sulit untuk berkonsentrasi.
Penyebab gizi buruk
Banyak faktor yang bisa mengakibatkan gangguan nitrisi pada anak seperti pola makan anak dan kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian jenis makanan yang seimbang, bisa juga karena adanya penyakit atau kondisi tertentu yang menyebabkan tubuh tidak mampu mencerna dan menyerap makanan secara sempurna.

Contohnya pada penderita penyakit cystic fibrosis yang mempengaruhi pankreas dalam memproduksi enzim yang dibutuhkan untuk pencernaan dan penyerapan makanan. Dan pada penderita intoleransi laktosa
Selain itu faktor-faktor yang berhubungan dengan malnutrisi yaitu Kemiskinan, bencana alam, dan politik dan peperangan sehingga mencetus kelaparan seperti yang terjadi di negara-negara afrika beberapa tahun terakhir.
Tanda-tanda dan Gejala Gizi buruk pada anak.
Gejala yang ditimbulkan pada penderita malnutrisi tergantung pada berat dan ringan nya status gizi buruk yang dialami anak tersebut. dan juga tergantung pada jenis nutrisi yang mengalami defisiensi. Walaupun demikian gejala umum dari gizi buruk yaitu :

1. Kulit yang kering dan bersisik
2. Gusi bengkak dan berdarah
3. Berat badan anak kurang.
4. Mudah lelah karena kurang kalori
5. Anak jadi sulit berkonsentrasi
6. Anak kurang aktif.
7. kekebalan tubuh rendah dan sering sakit.
8. Pertumbuhan fisik anak lambat.
9. Kekuatan otot melemah. Tulang mudah patah
10. Dan Terdapat masalah masalah lain pada fungsi organ tubuh anak.

Penanganan Gizi Buruk pada anak

Untuk menangani kasus malnutrisi yang terjadi pada anak dibutuhkan perhatian khusus dari keluarga dan harus adanya kerjasama yang terpadu dan konfrehensif antara orang tua dan petugas kesehatan. Pemeriksaan kesehatan yang harus dilakukan dokter dalam mendiagnosa Gizi buruk pada anak mencakup:

Pemeriksaan berat badan dan tinggi badan anak untuk menentukan Body Massa Index, pemeriksaan darah dan pemiriksaan X-ray untuk mengetahui ada atau tidak nya kelainan-kelainan pada organ tubuh dan kondisi penyakit tertentu yang mungkin berpengaruh terhadap asupan nutrisi pada anak.

Kemudian setelah itu dianjurkan untuk konsultasi pada ahli gizi tentang pengaturan pada pola makan, termasuk pada jenis serta jumlah makanan tertentu untuk mencukupi kebutuhan gizi anak. Kemungkinan juga akan diberikan vitamin dan berbagai suplemen tertentu.

Namun Apabila dari pemeriksaan dokter diketahui penyebab gizi buruk pada anak karena penyakit dan kondisi medis tertentu maka dibutuhkan terapi lanjutan lainnya. Baca juga artikel tentang jenis-jenis gangguan penglihatan pada anak.

daftar pustaka

nursalam.2002.manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan universitas airlangga press.



KEBUTUHAN OKSIGENASI

Edit Posted by with No comments

Hasil gambar untuk gambar kebutuhan oksigen

1.      Definisi
Oksinegasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar mengandung oksigen ke dalam tubuh menghembusan udara yang banyak megandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Proses penghisapan udara itu disebut  respirasi dan proses menghembuskan udara disebut ekspirasi.
2.      Gejala Gangguan Oksigenasi
a.       Sesak
b.      RR (>20x/mnt)
c.       Nadi (>100x/mnt)
d.      Cyanosis hipoxia
e.       Suara tambahan
3.      Macam-macam pemenuhan kebutuhan oksigenasi
a.       Inhalasi oksigen
1.      Lewat kanul, Masker Wajah atau Tenda wajah
Pengertian                  
Memberikan tambahan oksigen pada klien yang membutuhkan
Tujuan :
a.       Kanul
·         Untuk memberikan oksigen dengan konsentrasi relatif rendah saat kebutuhan oksigen minimal
·         Untuk memberikan oksigen yang tidak terputus saat klien makan atau minum.
b.      Masker wajah :
·         Untuk memberikan tambahan oksigen dengan kadar sedang konsentrasi dan kelembaban yang lebih tinggi dibanding kanul
c.       Tenda wajah:
·         Untuk memberikan kelembaban tinggi
·         Untuk memberikan oksigen bila masker tidak ditoleransi
·         Untuk memberikan oksigen aliran tinggi saat dihubungkan dengan sistem venturi
2.      Inhalasi Uap
Pengertian
Inhalasi uap dengan obat/ tanpa obat adalah menghirup uap dengan/tanpa obat melalui saluran pernapasan bagian atas.
Tujuan
1.      Sekret menjadi lebih encer dan mudah dikeluarkan
2.      Pernafasan menjadi lebih lega
3.      Selaput lendir pada saluran nafas menjadi tetap lembab
4.      Mengobati peradangan pada saluran pernafasan bagian atas
b.      Fisioterapi dada
Pengertian
Fisioterapi dada yaitu suatu rangkaian tindakan keperawatan yang terdiri dari perkusi, vibrasi dan postural draignage
1.      Perkusi
Pengertian
Perkusi atau kadang disebut clopping adalah pukulan kuat pada kulit dengan tangan dibentuk seperti mangkuk
Tujuan :
Secara mekanik dapat melepaskan sekret yang melekat pada dinding bronkus
2.      Vibrasi
Pengertian :
Vibrasi adalah getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan yang diletakkan datar pada dinding dada klien
Tujuan :
Vibrasi digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi udara ekspirasi dan melepaskan mucus yang kental. Sering digunakan secara bergantian dengan perkusi
3.      Postural draignage
Pengertian
Postural drainage adalah pengaliran sekresi dari berbagai segmen paru dengan gravitasi


Daftar pustaka
Curren, a. M & Munday, L. D. 1995. Math for Meds : Dosages and solution 7th ed) San diego, C.A: W.I 
 publication

Fery and Potter, 1990, Pokkects, Guide to basic skiels and prosedurs, St. Louis,  The CV Morby Company

HEPERTENSI

Edit Posted by with No comments

 




Penyakit ini merupakan penyebab signifikan morbiditas dan mortalitas maternal dan janin atau neonatus. Penyakit hipertensi dalam kehamilanmerupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kahamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas.  Penyakit ini sering dijumpai dan masih merupakan salah satu kematian ibu. Di U.S.A misalnya 1/3 dari kematian ibu disebabkan penyakit ini. Laporan tiga tahunan mengenai kematian ibu di Inggris pada tahun 1997-1999 ( Lewis & Drife 2001 ) mengidentifikasi bahwa gangguan hipertensi pada kehamilan merupakan penyebab tersering kedua kematian maternal dengan 5,2 kematian per satu juta ibu yang menderita pre-eklamsi dan 2,4 per satu juta ibu yang menderita eklamsi. Hipertensi merupakan penyakit medis yang paling sering terjadi pada kehamilan, terjadi pada kira-kira 10% dari seluruh kehamilan. Observasi yang cermat terhadap kondisi ini mengidentifikasi bahwa insiden penyakit hipertensi bervariasi sesuai dengan lokasi geografis dan ras.

Ganguan hipertensi yang menjadi penyulit dalam kehamilan sering dijumpai dan termasuk salah satu diantara 3 trias yang mematikan bersama dengan perdarahan dan infeksi yang banyak menimbulkan mortalitas dan morbiditas ibu karena kehamilan. Menurut the National Center for Health Statistics pada tahun 1998 penyakit ini ditemukan pada 146.320 wanita,atau 3,7 % diantara semua kehamilan yang berakhir dengan kelahiran hidup Berg dkk.(1996)melaporkan bahwa hampir 18 % diantara 1450 kematian di Amerika Serikat dari tahun 1987 sampai 1990 terjadi akibat penyulit hipertensi dalam kehamilan (Cuninghem,2006).

Semua orang yang mengidap hipertensi hanya satu pertiganya yang mengetahui keadaannya dan hanya 61% medikasi.dari penderita yang mendapat medikasi hanya satu pertiga mencapai target darah yang optimal (Muhammadun ,2010).

1. Definisi Hipertensi dalam Kehamilan
Penyakit hipertensi dalam kehamilan adalah komplikasi yang serius trimester kedua-ketiga dengan gejala klinis seperti: odema hipertensi ,proteinuria, kejang sampai koma dengan umur kehamilan di atas 20 minggu, dan dapat terjadi antepartum, intrapartum, pascapartus (Manuaba, 2001)
Hipertensi karena kehamilan yaitu : tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi yang menyebabkan gangguan serius pada kehamilan (SANFORD,MD, 2006).

Nilai normal tekanan darah seseorang yang disesuaikan tingkat aktifitas dan keseatan secara umum adalah 120/80mmHg. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan  tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat saat beraktifitas atau berolahraga.

Gambaran klinis ibu hamil yang hipertensi dapat dijabarkan sebagai berikut;
  1. Hipertensi
    - Kenaikan tekanan darah sistolik dan diastolik 30 mmHg atau 15 mmHg.
    - Tekanan darah 140 /90 atau 160 /110 yang diambil selang waktu 6 jam.
  2. Odema
    - Merupakan timbunan cairan tubuh yang tampak atau tidak tampak.
    - Perhitungan kenaikan BB melebihi tiga per empat -1 kg/minggu dianggap patologis.
    - Odema dijumpai di tibia ,muka, atau tangan bahkan seluruh tubuh.
  3. Proteinuria
    -Proteinuria menunjukkan komplikasi lanjut, dengan kerusakan ginjal sehingga beberapa            protein lolos dalam urin.
    -Normal terdapat sejumlah protein dalam urin, tetapi tidak melebihi 0,3 gr dalam 24 jam.        Proteinuria menunjukkan komplikasi hipertensi dalam kehamilan lebih lanjut sehingga      memerlukan perhatian yang serius,
  4. Kejang (konvulsi)Kejang menunjukkan kelanjutan komplikasi menjadi eklampsia yang menyebabkan terjadi AKI tinggi dan dapat diikuti AKB yang tinggi. Kejang atau konvulsi menunjukkan telah terjadi kemungkinan perdarahan nekrosis dan Odema.
  5. KomaKelanjutan kejang dapat diikuti koma, sebagai manifestasi dari acut vascular accident (AVA)yang menimbulkan perdarahan nekrosis hingga terjadi koma Manuaba (2001).
Penyakit ini cukup sering dijumpai dan masih merupakan salah satu satu sebab dari kematian ibu. Di U.S.A, misalnya 1/3 dari kematian ibu disebabkan penyakit ini. Hipertensi dalam kehamilan menjadi juga penyebab yang penting dari kelahiran mati dan kematian neonatal Kematian bayi ini terutama disebabkan partus prematurus yang merupakan akibat dari penyakit hipertensi (Manuaba, 1998).
2.  Etiologi Hipertensi dalam Kehamilan
Keturunan/genetik, obesitas, stress, rokok, pola makan yang salah, emosioal, wanita yang mengandung bayi kembar, ketidak sesuaian RH, sakit ginjal, hiper/hypothyroid, koarktasi aorta, gangguan kelenjar adrenal, gangguan kelenjar parathyroid. ( Ai Yeyeh Rukiyah, Asuhan Kebidanan 4 Patologi. Hal : 168).

Teori yang dianggap dapat menjelaskan etiologi dan patofisiologi PE harus dapat menjelaskan kenyataan bahwa HDK seringkali terjadi pada :
  • Mereka yang terpapar pada villi chorialis untuk pertama kalinya ( pada nulipara )
  • Mereka yang terpapar dengan villi chorialis yang berlimpah ( pada kehamilan kembar atau mola )
  • Mereka yang sudah menderita penyakit vaskular sebelum kehamilan.
  • Penderita dengan predisposisi genetik Hipertensi .
  • Menurut Sibai (2003), faktor-faktor yang berpotensi sebagai etiologi :
  • Invasi trofoblastik abnormal kedalam vasa uterina.
  • Intoleransi imonologi antara maternal dengan jaringan feto-maternal .
  • Maladaptasi maternal terhadap perubahan kardiovaskular atau inflamasi selama kehamilan.
  • Defisiensi bahan makanan tertentu ( nutrisi ).
  • Pengaruh genetik.
3.   Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan
Kelainan yang menyebabkan hipertensi yang timbul sebagian akibat  kehamilan dan akan menghilang pada masa nifas seperti: hipertensi tanpa protein urin atau oadema, preeklamsia ringan atau berat, eklamsia, hipertensi kronis, kehamilan yang memperburuk hipertensi, hipertensi sementara (transient hypertension). ( Ai Yeyeh Rukiyah, Asuhan Kebidanan 4 Patologi. Hal : 168).
1. Klasifikasi menurut American Committee and Maternal Welfare
  1. Hipertensi yang hanya terjadi dalam kehamilan dan khas untuk kehamilan ialah preeklamsi dan eklamsi. Diagnosa dibuat atas dasar hypertensi dengan proteinuria atau kedua-duanya pada wanita hamil setelah minggu 20.
  2. Hypertensi yang kronis Diagnosa dibuat atas adanya hipertensi sebelum kehamilan, penemuan hipertensi sebelum minggu ke 20 dari kehamilan hypertensi dan ini tetap setelah kehamilan berakhir.
  3. Pre-eklamsia dan eklamsi yang terjadi atas dasar hipertensi yang kronis. Pasien dengan hipertensi yang kronis sering memberat penyakitnya dalam kehamilan dengan gejala-gejala hipertensi naik proteinuria odema dan kelainan retina.
  4. Transient hypertensi. Diagnosa dibuat kalau timbul hypertensi dalam kehamilan atau dalam 24 jam pertama dari nifas pada wanita yang tadinya non-motensip dan yang hilang dalam 10 hari postpartum.
2. Hipertensi dalam kehamilan sebagai penyulit yang berhubungan langsung dengan  kehamilan :
  1. Preeklampsia
  2. Eklampsia
3. Hipertensi dalam kehamilan sebagai penyulit yang tidak berhubungan langsung dengan kehamilan Hipertensi kronik
  1. Pre eklampsia / eklampsia pada hipertensi kronik (superimposed)
  2. Transien hipertension.
  3. Hipertensi dalam kehamilan yang tidak dapat diklasifikasikan
Hipertensi kronik dalam kehamilan adalah hipertensi yang menetap oleh sebab apapun , yang ditemukan pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu, atau hipertensi yang menetap setelah 6 minggu pasca persalinan. Diagnosis hipertensi kronik menjadi sulit bila wanita tersebut datang pada pertengahan masa kehamilannya. Ini disebabkan karena kenaikan tekanan darah terjadi pada trimester kedua dan awal dari trimester ketiga dari kehamilan baik pada wanita yang tekanan darahnya normal maupun yang menderita hipertensi.

4 Diagnosis Hipertensi dalam Kehamilan
Hipetensi dalam kehamilan mencakup hipertensi karena kehamilan dan hipertensi kronik, nyeri kepala, penglihatan kabur sering berhubungan dengan hipertensi dalam kehamilan.
Hipertensi yang ditimbulkan atau diperberat oleh kehamilan lebih mungkin terjadi pada wanita yang :
  • Terpapar vili korialis untuk pertama kalinya
  • Terpapar vili korialis yang terdapat jumlah yang banyak seperti pada kehamilan kembar atau mola hidatidosa
  • Mempunyai riwayat penyakit vaskuler
  • Mempunyai kecenderungan genetik untuk menderita hipertensi dalam kehamilan.
Kemungkinan bahwa  mekanisme imunologis di samping endokrin dan genetic turut terlibat dalam proses terjadinya pre-ekklamsia dan masih menjadi masalah yang mengundang perhatian. Resiko hipertensi karena kehamilan dipertinggi pada keadaan di mana pembentukan antibody penghambat terhadap tempat-tempat yang bersifat antigen pada plasenta terganggu.

Tekanan diastolik merupakan indikator untuk prognosis dalam penanganan hipertensi dalam kehamilan karena tekanan diastolik mengukur tahanan ferifer dan tidak dipengaruhi oleh keadaan emosional Jika tekanan diastolik > 90 mmhg pada dua pemeriksaan berjarak 4 jam diagnosisnya adalah hipertensi tetapi pada keadaan urgen tekanan diastolik 110 mmhg dapat dipakai sebagai dasar diagnosis dengan jarak waktu pengukuran < 4 jam (Saifuddin 2002).

5. Pencegahan Penyakit Hipertensi
Pencegahan kejadian hipertensi secara umum  agar menghindari tekanan darah tinggi adalah dengan mengubah kearah hidup sehat, tidak terlalu banyak pikiran, mengatur diet/pola makan seperti rendah garam, rendah kolesterol dan lemak jenuh, meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok, perbanyak makan mentimun, belimbing dan juga jus apel dan seledri setiap pagi. Bagi yang mempunyai keluarga riwayat penyumbatan arteri dapat  meminum jus yang dicampur dengan susu nonfat yang mengandung omega3 tinggi. ( Ai Yeyeh Rukiyah, Asuhan Kebidanan 4 Patologi. Hal : 168).

Jika seseorang dicurigai hipertensi, maka dilakukan beberapa pemeriksaan yaitu anamnesa adakah dalam keluarga yang  menderita hipertensi. Dilakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pegobatan nonfarmakologik, mengurangi berat badan bila  terdapat kelebihan  (IMT: >27), membatasi alkohol dan menghentikan rokok serta mengurangi makanan berkolesterol/lemak jenuh. Menghentikan konsumsi kopi yang  berlebih, berolahraga ringan, mengurangi asupan natrium (400 mmd Na/64 NaCL/hari) mempertahankan asupan kalsium dan magnesium adekuat, perbanyak unsure kalium (buah-buahan), tidak banyak pikiran, istirahat yang cukup. ( Ai Yeyeh Rukiyah, Asuhan Kebidanan 4 Patologi. Hal : 169).


DAFTAR PUSTAKA

Manuaba IBG,dkk.2007.  Pengantar Kuliah Obstetri . Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Manuaba,Chandranita,dkk. 2008. Gawat Darurat Obstetri-Ginekologi dan Obstetri –Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC